Program pertama Forum Lingkar Pena (FLP) Turki yang
diselenggarakan secara online di grup whatssapp FLP Turki #Bangkit pada hari
Jumat, 20 Januari 2017 mendapatkan respon positif dari para anggota FLP Turki
itu sendiri, bahkan mendapat antusiasme tinggi dari anggota FLP daerah di
Indonesia dan negara lain seperti Mesir dan Pakistan.
Program yang diselenggarakan oleh Divisi Kaderisasi
ini berhasil mengundang lebih dari 40 peserta diskusi online baik dari
mahasiswa di Turki, maupun yang berada di Indonesia. Dengan Pemateri yang luar
biasa, tak lain sang penulis muda putra dari Bunda Helvy yaitu Faiz
Abdurrahman, program ini mengusung tema “ Bincang Puisi “.
Diskusi online yang berlangsung sekitar 2 jam itu
diawali dengan sambutan dari ketua FLP Turki, Al Farid. Ketua FLP Turki tahun
2017 ini mengucapkan banyak terima kasih kepada pemateri dan seluruh
partisipan, baik partisipan dari Turki maupun luar Turki. Bahkan beliau tidak
mengira pada diskusi pertama ini akan mendapatkan respon yang sangat baik dari
semua pihak. Selebihnya ketua pun sedikit menjelaskan tentang sejarah
berdirinya FLP turki, yang didirikan pada 2 Februari 2014 oleh Bunda Helvy di
KJRI Istanbul. Tak lupa beliau pun berharap agar FLP Turki bisa terus bangkit
dan berkarya lebih pada tahun ini.
Dengan moderator yang lihai memimpin diskusi, yaitu
Ridwan salah satu Tim FLP Turki sekaligus ketua Divisi Kaderisasi membuka acara
pokok diskusi, diawali perkenalan Pemateri dan dilanjut dengan pemparan Materi
Puisi oleh Penulis Faiz Abdurrahman.
“Bagi sang penulis puisi adalah sayap sayap yang
membebaskan dirinya dari hiruk pikuk duniawi, penulis merasa bebas bisa menulis
apapun dengan puisi, ketika sedang tersentuh, senang, galau, atau marah
sekalipun ia tuangkan ke dalam puisi, jadi tidak akan merepotkan orang lain”.
Itulah kalimat pembuka dari pembicara.
Selanjutnya Faiz pun menjelaskan bahwa bagi dirinya
inspirasi adalah kunci dari puisi, menurutnya inspirasi bisa di temukan dimana
saja, oleh karena itu ia selalu membawa buku catatan kemanapun ia pergi, agar
sewaktu waktu inspirasi itu datang dengan mudahnya ia bisa langsung menulis dan
biasanya tanpa editing. Ia pun memberikan tips & trick kepada para
partisipan diskusi untuk selalu membawa notes kemanapun pergi karena permainan
emosi yang kapanpun bisa terjadi.
Kunci lain untuk menulis puisi adalah percaya diri
untuk menulis, jangan pernah takut salah, karena apa yang kita tulis akan kita
nikmati sendiri kalau ada pendengar atau pembaca yang menikmatinya itu bonus,
jadi percayalah untuk menulis. Tuturnya.
Materi hangat
yang disampaikan itu akhirnya mengundang banyak pertanyaan dari para peserta,
salah satu pertanyaan menarik adalah tentang bagaimana menciptakan ruh dalam
puisi agar bisa membekas bagi pembaca.
Dengan jawaban yang santai dan tetap hangat penulis Faiz membongkar
rahasianya dalam menciptakan rasa dalam sebuah puisi, bahwa untuk menghadirkan
ruh puisi, ia harus menulis dengan hati dan tanpa paksaan, menghadirkan
inspirasi pun penting, karena untuknya inspirasi adalah penanya sendiri.
Sesi tanya
jawab yang berlangsung selama kurang lebih 40 menit itu ditutup dengan ungkapan
terima kasih dari pemateri kepada seluruh pihak yang terlibat serta kepada para
partisipan yang telah antusias menggambarkan semangat untuk menulis dan berkarya.
“Jujur, kemarin merupakan kali pertama saya mengikuti
kelas menulis online. Menurut saya kelasnya menyenangkan. Pemateri sangat
ramah. Moderator juga dapat mengendalikan suasana dengan baik”. Komentar salah
satu peserta diskusi bernama Ernita dari FLP Aceh.
“Sangat berkesan banget, meskipun saya bukan seorang
pecinta atau pembaca puisi. Dari diskusi tadi malam saya mulai menyukainya.
Luar biasa, terima kasih buat Kak Faiz Abdurahman”. Komentar dari Dadang
(Istanbul)
No comments:
Post a Comment