#Bedah Buku Ke 2 Srebrenica


Death, as a premonition, has not made its presence felt for some time now. Drowsy numbness has taken over all my senses; numbing me except to the presence of my own dying. It is closer to me than my own shirt. (...)

Novel ini berkisah tentang Merdzan seorang cucu dari ulama Masjid Rijecka di Srebrenica dalam perjuangan hidup di tengah tekanan bangsa Serbia yang lakukan pembantaian Muslim Bosnia.

(...) Srebrenica bears a strong resemblance to an open grave. Previously, such a comparison never occured to me. But the comparison is real. As real as deaths is to a man. Death; the only completely graspable truth. 

Tightly pressed by the hills, is the gaping elongated aperture of Srebrenica. Here, the huge mountain massifs of Dervetaka, Romanija, Javora, Sushica and Tara, with their entangled paths and broken backs, have given around, yielding the space to the savage disarrangement of the Bosnian hills. (...)


(...) The corpses are awaiting the funeral that will never take place. There will be no one to sprinkle water on our grave. The grave won't be covered up with the earth. There will be no funeral. Only death. Only corpses. Only the grave, Srebrenica ... forsaken. At the end of the world. Srebrenica - alone in this world. Srebrenica - before the eyes of the world. (...)

(...) This is a hunt on people who are trapped. ... We are totally trapped, and moving in a shifting encirclement. We remained that way for 5 days and 6 nights. (...)
Kita pembaca diajak masuk dalam peperangan di Juli 1995. 13rb muslim dibantai, 40rb muslim bosnia harus pindah dari Srebrenica demi hindari serangan pasukan Serbia yang bahkan dalam novel ini Merdzan ditawarkan untuk migrasi antara ke Horasan atau Vladivostok. Meskipun akhirnya Merdzan lakukan pelarian dari pasukan Serbia hingga akhirnya dia menetap di Ljubljana, Slovenia.
Salve in aeternum, argenti patriae.

Farewell forever to my sipver fatherland.

Isnam Taljic adalah penulis yang selamat dari adanya pembantaian etnis bosnia pada 1995. Novel ini tidak banyak bicara tentang pertempuran yang terjadi tetapi memainkan emosi pembaca dalam nuansa yang dialami pelaku -Merdzan- untuk bisa selamat dari pembantaian etnis.
Kawan2 perlu memahami dalam pembantaian muslim Bosnia ini. "How you suffered silently, throughout the ages" demikian cuplikan lirik dalam lagu Sami Yusuf berjudul "Never Forget" bersimpati kasus Bosnia.

Pembantaian ini dilalukan oleh Ratko Mladic selaku pimpinan pasukan Serbia (VRS) dengan pasukan paraniliternya: Scorpion.

Muslim Bosnia ada kehendak lepas dari Serbia dan ditolak oleh Serbia yang inginkan konsensus. Mulanya, Srebrenica ini ditetapkan daerah demiliterisasi. Wilayah penyeranta antara Bosnia dan Serbia tetapi daerah ini dijadikan target utama pasukan Serbia.

Kota kecil Srebrenica pun hingar-bingar dimana akhirnya pasukan NATO gelar serangan sertakan 400 jet tempur dengan 3000 serangan di wilayah ini untuk melawan pasukan Serbia. Kasus Serbia adalah kasus pembantaian terbesar di Eropa sejak PD 2. "Forgive but not to forget" demikian kata Sami Yusuf.

By.Agung Nurwijoyo















No comments:

Post a Comment

Pages