Dua belas
purnama kulewati
Melangkah,
dan masih terus melangkah
Namun
gontai menghantui
Kuingin
belari melesat jauh, namun gundah
Kuingin
menata potongan asa di langit sana, namun resah
Kuingin
nyalakan api dalam relung-relung jiwa, namun pasrah
Kobaran
itu redup, perlahan, hingga mati sama sekali
Ya, bosan
aku bergerak tanpa nyawa
Tapi malam
ini, di bawah purnama ke tiga belas
Ditemani
gigil dan ramainya perangai kota
Lalu lalang
manusia-manusia itu menjelma bagai titah para priyayi
Membangunkanku
dengan pesan berarak pasti
Dari
gerombol pengemis cilik malu-malu
Dari para
pengais rizki petang ke petang
Dari
glamor kaum emas berlapis-lapis
Kutemukan
salah-salah pada apa-apa yang kusebut mimpi
Ada yang
salah, dengan curahku pada Tuhan
Ada yang
salah, dengan aroma ego duniawi
Ada yang
salah, dengan perangai sendiri-sendiri
Malam ini
serumpun asa berbalut semangat mengetukku
Sebongkah
rindu pada Tuhan menghampiriku
Segudang tekad
memulainya kembali
Dan kudapat
itu semua atas ridhaNya, di malam ini, purnama ke tiga belas
Oleh: Fathimah Azzahra – Konya
No comments:
Post a Comment