Satu Jam Bersama @flpturki Akhir pekan kemarin (17/5/15), melalui akun twitter FLP Turki--@flpturki acara satu jam lebih dekat menghadirkan sosok ketua FLP Turki, Evi Marlina sebagai narasumber. Satu jam lebih dekat ini merupakan wadah silaturahim online dengan tokoh atau penulis yang diundang oleh tim media kreatif FLP Turki untuk berbagi cerita, motivasi, dan forum tanya jawab santai namun sarat manfaat. Meski hanya satu jam namun edisi perdana satu jam lebih dekat ini berjalan apik, diawali dengan pengenalan singkat profil organisasi dan sejarah dibentuknya FLP Turki, selayang pandang program dan divisi yang ada di kepengurusan FLP Turki jilid dua, selanjutnya secara interaktif follower akun twitter FLP Turki @flpturki bisa mengajukan pertanyaan dan komentar langsung kepada narasumber saat itu< Evi Marlina atau yang akrab disapa Mba Evi.
Mahasiswa Paskasarjana Jurusan Psikologi Pendidikan Universitas Ankara ini menjelaskan secara singkat bahwa FLP Turk berawal saat 31 Agustus 2013 terjadi perbincangan singkat dengan penulis senior Indonesia, Pipiet Senja, yang berisi grasak-grusuk perbincangan awal ide pembentukan FLP Turki, kemudian berlanjut diskusi via whats upp untuk merealisasikan ide membentuk wadah berbasis kepenulisan di Turki. Dibawah koordinasi dan payung legal FLP Pusat di Indonesia dan didampingi dengan semangat oleh Pipiet Senja maka saat itu inisiator awal FLP Turki hanya terdiri dari Sembilan orang, yang kemudian menjadi pengurus awal yang seringkali disebut WARRIOR. Hingga hari ini, FLP turki berusia 1 tahun 2 bulan 17 hari kurang lebih, termasuk sangat muda namun penuh antusiasme untuk terus membangun semangat menulis dan berkarya. Kepengurusan FLP tahun pertama yang diketuai oleh Agung Nurwijoyo kemudian mengadakan rekrutmen kepengurusan perdana, dan alhamdulillah pada 2 Februari 2014 diresmikanlah FLP Turki di Istanbul, Turki. Dalam masa setahun dan masih dalam proses cetak dalam waktu dekat akan hadir antologi cerita dari FLP Turki.
Untuk kepengurusan FLP Turki jilid dua yang diketuai Evi Marlina, melalui berbagai program kreatif yang dirancang pengurus berusaha untuk membangun semangat berkarya untuk terus menulis. Sederhananya, tidak ada kiat special menyebarkan virus cinta berkarya dan menulis selain “ACTİON” memberikan teladan dlm hal “menulis” dari para penggeraknya, demikian pernyataan Evi Marlina dikutip dalam salah satu tanya jawab program onair twitter berhashtag #1jambersama ini. Dengan semangat bahwa menulis adalah membangun perradaban, FLP Turki juga bergiat untuk mampu membangun jaringan dengan berbagai elemen secara masif, karena secara geografis Turki memiliki posisi yang strategis, karya rekan-rekan FLP Turki bisa dinikmati masyarakat secara luas dan bisa menjadi referensi sejarah bagi masyarakat di tanah air. Untuk membiasakan menulis, tips yang ditekankan oleh ketua FLP Turki adalah dengan membiasakan untuk menulis meski hanya 5 menit setiap hari, dimulai dari hal-hal yang paling sederhana, baik dan bermanfaat, bisa dituangkan melalui tulisan blog atau bisa juga dengan tulisan lepas lainnya, dan dikirimkan ke FLP Turki J Sebelum satu jam lebih dekat ditutup karena adzan maghrib waktu Turki sudah berkumandang, nasihat yang patut dicatat dari ketua FLP Turki adalah mengingat teladan dari Buya Hamka. Buya Hamka yang pendidikannya hanya kelas 2 Sekolah Rakyat (SD), tapi mampu menghasilkan tulisan lebih dari 114 buah buku. Lantas mengapa kita tidak memiliki semangat berkarya? Bukankah, semua penulis akan mati. Hanya karyanya yang akan abdi. Maka tulislah sesuatu yang membahagiakan dirimu di akhirat nanti."(Ali bin Abi Thalib) Disarikan ulang oleh Fatimah Azzahra, tim media kreatif FLP Turki
No comments:
Post a Comment